Menurut saya, hari ini merupakan hari dimana dimulainya sebuah ikhtiar besar bagi bangsa Indonesia. Pandemi sudah hampir satu tahun, pasien Covid semakin bertambah, yang tidak bermasker dan suka keluyuran juga malah semakin banyak. Namun, ada hal yang bisa jadi cahaya terang meski masih nun jauh, vaksinasi Covid-19. Dimulai dari presiden kemudian akan diteruskan ke masyarakat. Semoga semua lancar dan kembali sehat.
Tapi, bukan Indonesia namanya kalau nggak pakai ribut-ribut. Jane, mungkin negara liyane yo nganggo ribut-ribut, ning mergane saya tinggal di Indonesia makane kog le riuh kadang gawe kuping peng-pengan. Haha. Perdebatan muncul antara tim pro vaksin dan anti vaksin. Jane iki PR lawas, bahasan wes jaman embuh kapan tapi ijik rame wae tekan saiki. Nek setahu saya, ada usia tertentu yang tidak mendapatkan vaksin Covid-19 ini serta beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai penerima vaksin. La nek njenengan tidak katut, ya sudah. Tapi kalau katut, mbok ya tulung lah. Negara ki yo jane gak kejam-kejam amat karo rakyate. Yakin.
Njuk misalnya, njenengan yang punya kemewahan untuk bisa pergi ke luar negeri (umroh, misale) dan ndilalahe negara tujuan itu mengharuskan vaksin dulu, opo yo njuk bakal tetep ngeyel? Kan kepenak nek melu vaksin to, ya? Urusan jadi mudah dan iso sat-set. Kayake bukan tidak mungkin sesok nek golek jodoh salah satu kriteriane kudu uwis vaksin. Hanuwoh, we. Arep pie?
Pandemi ini kan dialami oleh semua dan nggak mudah juga bagi beberapa orang, bila ada cara untuk segera selesai, kenapa tidak dicoba? Bismillah, semoga semua oke. Sehat dan selamat. Aamiin.