Aja diitung telat, yes. Haha. Kacek sedino mbok ben, tapi cen saya lagi iso nulis sekarang. Yo cen telat, tapi yo mbok aja dilulu.
Oke, jadi gini. Tahun 2020 nek arep diomongne sebagai tahun yang tidak baok sekali yo ndak juga senajan yo cen kahanane ora ngepenakne. Ning, ora njuk tidak baik banget. Dari segala hiruk pikuk ketidak enakan itu, masih ada begitu banyak hal yang baik sekali dan sangat saya syukuri. Kesehatan, tentu saja, meski ya ada satu dua hal yang berkaitan dengan kesehatan saya yang harus saya hadapi. Masih adanya anggota keluarga yang setiap hari saya lihat dan saya berinteraksi juga salah satunya.
Rejeki juga saya sangat bersyukur. Tambah kerabat dan teman baru juga. Tambah lagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman juga. Ternyata, kalau dirunut dan diurut, semuanya bisa banget disyukuri. Yakin. Gusti Allah itu baik banget sama saya. Baik banget. Tak ada satu haripun tanpa penyertaanNya. Hidup saya wes ditanggungjawabi karo Gusti Allah. Itulah kenapa saya seakan tiada kekhawatiran atau kecemasan. Atau mungkin jane saya cemas dan khawatir tapi akhire ya tak cueki dan yakin saja wes sama Gusti Allah.
Ibarate, numpak bus sek ra kenal karo sopire wae penumpang kui iso ayem, aman, dan nyaman serta yakin bakal tekan nggone dengan selamat. Lantas, kenapa saya harus khawatir dengan hidup saya ketika ada Dia yang Maha sudah menanggungjawabi semuanya. Wes, to, sek penting yakin. Bukan begitu?
Banyak ramalan dan segala motivasi bahwa 2021 akan lebih baik, bahkan sangat baik. Namun, apapun itu, kan belum tahu. Belum kejadian. Namun, saya mengamini segala hal baik yang akan saya temui tersebut. Tak aminkan, tak usahakan apa yang menjadi segala usaha dan cita cinta. Kabeh. Dengan penyertaan Tuhan.
Kemudian, kepie 2021? Saya agaknya nggak akan bercerita dan menjlentrehkan segala ngrengrengan saya, katakanlah resolusi, disini. Saya nderek saja dengan “tulisan” di atas sana. Tak lakonane, kanthi ikhlas. Apapun itu yang akan terjadi. Siap ra siap. Ya tak Bismillahi pokoke. Gitu aja kog repot.
Yok, dilakoni, yok.