Someone who inspires me
Ini juga akan jadi tujuh hari tujuh malam ra rampung-rampung nek diceritakan. Karena apa, karena semua orang punya kenangan untuk saya dan menginspirasi saya. Jadi saya akan kebingungan kalau diminta menyebutkan siapa yang menginspirasi saya. Duhalah, Dek! Gitu wae kog ya, mumet.
Nek diminta nyebutne, saya jajal ya. Wes lah, bapaku dewe wae. Haha.
La sopo meneh jal? Kenopo bapaku menginspirasiku? Mergane seko deke aku sinau akeh hal. Salah satunya adalah tanggung jawab. Hal ini dipegang teguh sama beliau bahkan sampai sebelum meninggal. Melakukan tanggung jawab dengan sepenuh hati supaya tidak membuat orang lain merasa kecewa dan tidak puas. Kalau untuk hal yang berkaitan dengan finansial, beliau ini bisa dibilang cukup. Namun, kalau perkara dedikasi dan tanggung jawab, beliau ini bisa diandalkan.
Akan melakukan semua hal yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Tidak diurusan dengan pekerjaan saja, namun juga dengan kehidupan rumah tangga. Bagaimana tidak? Ketika kebutuhan akan finansial harus terpenuhi, bayar sekolah misalnya, beliau dengan tekun akan mencari rejeki dengan mau melakukan pekerjaan apappun (asal halal) untuk memenuhi hal tersebut.
Mengalah untuk tidak berbaju baru saat lebaran supaya anak-anaknya saja yang memakai baju baru, mengalah untuk menggunakan sepeda atau berjalan kaki karena kendaraan motornya dipakai oleh anaknya lulusan, yang janjinya nggak dipakai konvoi tapi malah dipreteli dan dipakai konvoi (untung aman dan nggak ada masalah di kemudian hari, haha). Nggak malau walau harus apa adanya dan seadanya.
Ya begitu itu, saya, belajar langsung dari beliau ini. Tak cukup rasa terima kasih saya kepada beliau. Tak cukup segala doa yang saya panjatkan untuk beliau meskipun sampai akhir hidup saya. Nggak cukup. Tapi saya berusaha. Matur nuwun, sudah menginspirasi saya, pak.