Tantangan menulis 25

Something inspires of the 11^th image on your phone

Ndilalahe kog ya pas fotone ki yo gur ngonoo kui, tur ya cen akeh-akehe foto di hape ya isine serupa. Kurang luwihe seperti itu. Penampakan jalan, objek yang belum tentu manusia, tanduran, gitu-gitu lah.

Foto itu saya ambil ketika saya pit-pit an. Entahlah, Bantul akhir-akhir ini belum sering hujan namun sumukna ra eram. Hal tersebut membuat senja di kota ini terlihat indah. Nyenengke, gur sumuk e sek hadeh. Ndilalah liwat sebuah jembatan, ya mampir mandeg dilit njuk ambil gambar.

Saya nek diminta buat caption yang ndakik-ndakik yo jane ra pinter, makane kadang gur saya nengke wae ben ngendon saja di situ. Sak jelehe saya pengen nyimpen itu, biasanya sampai nanti tiba waktunya saya transfer ke komputer trus lagi dibusak. Nek ndak, ya tak upload si sosial media sebagai media penyimpanan, njuk ya sudah. Bisa dihapus dari hape. Begitu.

Sedikit bercerita tentang jalan dan jembatan. Saya ndak bisa memungkiri bahwa satu makhluk dengan yang lain itu punya “jembatan” sendiri-sendiri yang saling menyambungkan mereka. Berjalan di jalannya masing-masing dan mendapati batu, telek, lubang, bahkan terkadang sampahnya masing-masing. Terkadang ya bertemu di enggok-enggokan, terkadang ya berpisah di persimpangan. Sudah hal lumrah. Namun, membuat hal tersebut menjadi dirasa lumrah ki ya ndak mudah.

Sejauh apapun jalannya, sejelek apapun nanti lintasannya, sebaik baiknya manusia sebagai umat di bumi ya tetap berbuat baik, nek menurut saya. Jadi, ya, jalan dan hidupilah jalan sendiri-sendiri.