Talk about your siblings
Berbicara mengenai saudara itu terkadang tricky. Tidaklah mudah karena, ya, terkadang berantem kalau ketemu tapi kalau nggak ketemu ya nyariin. Ini berlangsung dari jaman kecil bahkan kadang nerus hingga besar. Berbicara tentang saudara juga tidak melulu tentang saudara satu darah, untuk saya, karena saya ada saudara sepersusuan (dari nenek). Tidak melulu satu trah karena tetangga, bagi keluarga saya, adalah saudara yang paling dekat.
Kalau dihitung dengan jari, jumlah saudara saya dari keseluruhan tipe yang tadi saya sebutkan, saya punya banyak sekali. Beberapa dari mereka saya repoti dengan sangat, beberapa dari mereka hanya saling sapa lewat saling lihat story Whatsapp. Tapi, rasa kepedulian dan hangat ketika bertemu tetaplah sama. Terkadang ya konflik juga kalau beda pendapat, namun saya diajarkan untuk tidak mendendam. Jadikan makanan sebagai pelampiasan, dan tidur sebagai sebuah jalan pengobatan. Lain harinya, sudah ceria tiada beban lagi J
Banyak yang berkata bahwa saudara itu ketika sudah besar bisa saja sifatnya berubah, apalagi kalau sudah saling berkeluarga. Karena, ya, bagi saya menantu itu ya tetap anggota keluarga luar. Kalau keluarga inti ya tetap saja ibu-ayah-anak. Namun, berubahnya seseorang itu ya tidak melulu dari pengaruh orang luar, lingkungan tempat tinggal dan sebuah kejadian yang pernah dialami bisa saja merubah seseorang dalam berfikir dan bertindak akan sebuah peristiwa. Jadi, pendapat saya sangat bisa keliru.
Namun, apapun itu, menjadikan orang lain sebagai saudara dalam mencari kebaikan tentunya bukan hal buruk, bukan?