Ndak, saya ndak mau nggurui dan berbicara ndakik-ndakik. Saya, ingin membagi bruwet pikiran saya, untuk saya, nanti dikenang dan disyukuri.
Lepas SMK saya sudah bekerja. Ndilalahe, dapat rejeki ijin kuliah dan dapat biaya dari orangtua. Bagun subuh, pulang malam, tidur hampir tengah malam bahkan terkadang dini hari baru bisa memejam sudah menjadi hal biasa saya alami waktu itu. Terkadang sampai saat ini, tapi yo ndak tiap hari. Balung tua, akutu wisan.
Semenjak saat itu, saya lebih belajar tentang arti sebuah perjuangan dan usaha dalam menginginkan sesuatu. Meski sebenernya, ya jauh sebelum itu. Ndisiktu, kalau mau bisa dapat uang tambahan jajan ya carane nyapu latar e tanggane, nanti diopahi. Mijeti bapak, nanti ditambahi uang jajan. Belajar yang rajin, dapat ranking, nanti ditumbaske sepeda. Ya gitu, itu. Le sinau uwis seka ndisik cilik. Soyo gede, soyo mikir lan ngerti. Soyo paham.
Semakin ke sini, jelas perjuangan dan usaha akan hidup menjadi semakin banyak yang harus dilakukan. Diusahakan, diperjuangkan, dipikirkan, dan kemudian dilakukan. Bukan, bukan mengejar duniawi, tetapi saya mengamini bahwa manusia punya kewajiban untuk selalu mengusahakan dan tetap berdoa. Tuhan kan ndak tidur, meski umatNya banyak, nanti juga ada waktunya bagi saya untuk panen hasil dari hari ini.
Tidak mudah memang, karena benar-benar mengubah gaya hidup apabila sebuah ujian didatangkan. Menjadi semakin memanjangkan doa, memperbanyak ingat kepada yang Esa, mendisiplinkan diri di hari depannya, dan banyak lagi. Semuanya, ya diusahakan. Semuanya, ya diperjuangkan. Semuanya, sepaya saya, menjadi lebih kuat. Menjadi lebih baik dari hari ini.
Semuanya, diusahakan dan diperjuangkan. Semoga, hal yang diidamkan dan dimimpikan, bisa diwujudkan.