Categories
Uncategorized

Sugeng Tindak, Mas Tjahyo Wisanggeni

Unen-unen “Dudu sanak dudu kadhang, menawa raono melu kelangan” itu sering dan nyata dalam hidup saya. Anggaplah saya ini orangnya terlalu berlebihan atau mudah terenyuh, namun ya begitulah. Bapak saya mengajarkan saya untuk selalu menjadi orang yang senantiasa mengingat jasa baik orang lain, pun sebegitu tidak baik mereka terhadap kita. Masih belajar, namun selalu saya jadikan pedoman. Bismilla, pokoknya.

Beliau ini tidak sering bertemu dengan saya, namun kebaikannya dan keapa-adanya orangnya membuat saya menaruh hormat yang tinggi kepada beliau. Saya mengenalnya karena beliau ini sering datang ke untuk jajan di tempat golek menir. Di saat yang lain memandang beliau karena gayanya yang unik, saya malah tertarik untuk tahu siapa beliau ini. Sungguh, keterbukaan beliau akan dirinya membuat saya mudah mendapat beberapa informasi tentang dirinya.

Tumbuh di keluarga yang terpandang, berkuliah lama di Amerika bahkan sempat punya grup musik, kembali ke tanah air dengan keheranan yang sama ketika datang di benua Amerika. Semuanya diceritakan kepada saya dan membuat saya jadi punya beberapa cerita dan pengetahuan meskipun berdasar dari cerita. “Awal saya datang ke Amerika, kaget saya. Tertib sekali di sana. 17 tahun kemudian saya ke Indonesia, tambah kaget saya, tidak tertib sekali di sini”. Begitu kata beliau. saya? Mesem aja 🙂

Makam Tjahyo Wisanggeni, Bantul.

Banyak yang menaruh hormat kepada Mas Tjahyo karena kemurahan hatinya dan ketulusannya. Tidak pelit ilmu, suka mengobrol meski kadang ya sering melontarkan pertanyaan yang sama dalam waktu yang sama. “Kamu suka makanan apa? Saya mau belikan kamu makanan”, kata beliau. “Chitato!” jawab saya (ya krena saat itu saya pengene itu, haha). Waktu berikutnya ketika kami bertemu, sebungkus Chitato ukuran besar dari Mas Tjahyo sukses saya habiskan. Haha.

Ketika di Jakarta, beberapa kali saya ditelpon beliau karena beliau ingin bercerita atau membagi karya musik beliau. Sungguh, suaranya tidak jelek. Saya ndak tau urusan permusikan dan segala kriterianya, namun lagu dan suara yang beliau buat untuk album yang akan beliau rilis memang tidak membosankan (padahal belum full aransemen, bari gitar seingat saya).

Suwargi langgen, Mas Tjahyo. Sampai jumpa lagi. Matur nuwun untuk semua hal yang pernah dibagi dan diceritakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *