Categories
Uncategorized

Corona dan hal-hal yang terkait dengannya

Jadi, sudah berapa hari ngandang dan memutuskan untuk bepergian ketika mendesak saja? Jadi, sudah berapa hari akhirnya rapat dengan kolega dilaksanakan secara tatap muka lewat layar gawai? Jadi, sudah berapa obat pusing dikonsumsi untuk mengurangi rasa ngilu di kepala karena harus mendampingi anak belajar di rumah? Jadi, sudah berapa rupiah dihabiskan untuk belanja impulsif karena meskipun akhirnya di rumah saja hasrat belanja tetap membuncah? Dan lain-lain, dan lain-lain.


Iya, saya tahu, bosan sekali di rumah. Saya juga. Sebulan saya ngandang dan tidak melakukan aktifitas seperti biasanya. Beruntung, ada mesin jahit di rumah. Bosan terdistraksi karenanya. Kegiatan memasak juga menjadi rutinitas selain pekerjaan rumah yang lain. Ya pokoknya embuh kepie carane ben tetep waras. Nandangi opo wae, gaweni opo wae, ben ra ngene-ngene wae.
Saya, njenengan, bahkan yang menjadi garda terdepan di penanganan pandemi ini juga sepertinya belum bisa memastikan, belum tau atau bahkan tidak tahu kapan keadaan ini akan berakhir atau setidaknya menjadi lebih baik. Semua menanti dengan keadaan yang berbeda. Ada yang bersabar karena memang kondisinya nyaman dan aman. Namun, tidak semua berkondisi sama. Mereka yang nek ra obah ora mamah, masih ngeyel karena jelas kelaparan itu menyedihkan dan menyakitkan.
Banyak yang menebar tanya di linimasa. Apabila ini semua nanti berlalu, keadaan membaik dan kembali seperti hari lalu, apa yang akan dilakukan? Apa hang ingin dilaksanakan dan diwujudkan? Semua rasanya ingin segera bepergian. Ingin segera berkumpul. Ingin memeluk yang tersayang. Ingin segera berkunjung dan melunasi rindu. Semua. Tidak terkecuali. Saya maklum dan paham akan kondisinya.
Namun, jauh sebelum itu semua terwujud, jalan terjal di depan harus diselesaikan terlebih dulu. Itu jalan berkelok dan belum tau kalan selesainya harus dilalui dulu. Tidak bisa tidak. Ini semua orang di dunia merasakan. Pemerintah bingung, rakyat lebih bingung lagi. Ini ndak bisa selesai dengan satu jalan penyelesaian. Semua harus mau prihatin dulu, lalu semua cepat berlalu.
Ikuti anjuran yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengarkan himbauan dari yang ahli. Jangan suka mutusi kalau ndak paham-paham banget, yang ada nanti repot semua. Ben ndang rampung, kabeh kudu gelem nyengkuyung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *