Categories
Uncategorized

Meditasi. Dapat Apa?

Di post ini sudah saya jelaskan beberapa hal terkait pengalaman saya mengikuti meditasi di Candi Mendut untuk pertama kalinya. Dan sekarang tak coba bagi cerita apa saja yang saya dapatkan di sana. Ini seingat saya saja ya. Hehe.

Fokus. Ini menjadi penting karena saya terkadang melakukan dua atau lebih kegiatan di waktu yang bersamaan atau ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan dalam waktu yang mepet. Akhirnya ya harus bisa fokus dan melakukan yang terbaik. Nah, karena di kelas meditasi kemarin diajarkan untuk selalu fokus (pada pernafasan kalau di kelas kemarin), maka kemampuan fokus tersebut ya saya coba pakai ketika mengerjakan suatu hal. Untuk beberapa hal yang tidak penting ya saya kesmpingkan. Misalnya, hape saya silent atau saya off supaya pekerjaan cepat selesai.

Bicaralah yang penting-penting saja, bukan yang penting bicara. Jadi, di kelas meditasi sudah disampiakan bahwa wajib menghormati peserta meditasi yang lain dengan cara tidak mengajak berbicara. Pun di tempat makan pas kemarin meditasi juga terdapat tulisan untuk melakukan kegiatan bicara pada hal yang penting-penting saja. Jadi, bukan asal berbicara. ini menjadi berguna juga supaya bisa lebih fokus dalam mengerjakan suatu hal dan memikirkan sebuah rencana. Diam bukan berarti tidak ramah dan tidak asik diajak berdiskusi tapi terkadang memang manusia memerlukan waktu untuk sendiri dan berdiam dirim. Dan itu menyenangkan ternyata. Haha

Melepaskan. Bhante Tita bercerita, “Saya ingin sekali makan durian, namun saya tidak punya uang”. Saya yang masih duniawi ini jelas akan mengejar keinginan makan durian itu dengan cara bekerja supaya mendapatkan uang lantas membelinya, atau meminta kepada yang punya durian, atau naasnya adalah mencari pinjaman uang untuk beli atau malah mencuri. Jauh dari itu semua, ternyata ada pilihan untuk melepaskan. Tidak semua hal harus dituruti karena terkadang itu bukan yang dibutuhkan, hal tersebut sebatas diinginkan. Ini kalau ibarat lagu tahun sembilan puluhan ya lagunya Bondan feat Fade Two Black, Ya Sudahlah. Iya. Gitu. Yo wes, rapopo.

Penolakan itu menimbulkan penderitaan. Bangun tidur sakit perut; ada yang lantas mengobati dengan meminum obat, namun ada pula yang malah sambat ra kalap nang sosial media. Jika rasa sakit itu ditolak, segala hal yang tidak baik yang diterima ditolak secara paksa, bukan sebuah kebaikan yang didapat namun malah sebuah penderitaan yang semakin nyata. Terima rasa sakit itu, ajak bicara, sadari dan. Bersahabat dengan kesakitan tanpa menolaknya membuat sedikit rasa sakit berkurang. Ini berlaku untuk banyak hal. Kalau meminjam kata simbah saya, “direh-reh”.

Hidup minimal. Banyak yang mengira bahwa kalau tidak punya barang A lantas kualitas hidup menjadi berkurang. Padahal, ketika tidak memiliki barang A, manusia tidak harus berfikir tentang merawat dan bertanggungjawab. Bisa berlaku untuk barang apapun. Lebih lanjut, kalau sekarang ini yang terjadi adalah, ketika seseorang tidak punya barang A maka dia dianggap tidak keren dan tidak punya circle pertemanan. Diskriminatif sekali. Padahal menurut saya, ya meminimalkan tenaga, pikiran, waktu, dan materi dengan memilih hidup seminimal mungkin juga tidak salah.

Berharap tak lebih. Manusia punya hak untuk berbahagia, namun manusia tidak bisa membahagiakan semua manusia. Maka dari itu, fokus terhadap diri sendiri dan kebahagiaan diri merupakan jalan yang bijak. Berbuat baik semampunya, berbuat baik dalam takaran yang wajar. Tidak perlu berlebihan. Tidak perlu juga menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain karena kebahagiaan diri sendiri adalah tanggung jawab masing-masing individu.

Sebenarnya, hal-hal di atas sudah saya terapkan dalam hidup sekitar tiga empat tahunan terakhir ini. Kadang memang saya butuh validasi saja akan hal-hal yang saya lakukan dan pikirkan. Hehe. Ini agaknya segini dulu wes saya ceritanya, ya. Besok nek ingat lagi tak bagi lagi ceritanya.  Semoga menjadi individu yang lebih baik. Amin. Njenengan kalau mau tanya soal meditasi ini sekiranya saya tahu saya akan jawab. Monggo tulis di kolom komentar. Matur nuwun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *