Mereka jadual sedari sekitar dua bulan lalu supaya bisa menonton film ini namun harus sedikit was-was karena jadual ternyata ambyar, namun kebesaran Tuhan sangatlah tidak boleh dikirikan, akhirnya kemarin sore bisa nonton dan gretongan. Alhamdulillah 😀
Bukan karena gratis lantas saya nulis tulisan ini dibikin bagus, namun karena memang film ini BAGUS SEKALI!. So far ini salah satu film yang layak tonton. Bercerita tentang cinta yang terlarang karena agama. Bukan karena beda agamanya seperti film Tanda Tanya, namun karena cinta antara seorang biarawati dan seorang romo. Hanuwoh ra koe.
Ya tapi, siapa yang bisa menolak cinta ketika dia datang dengan ketukan pelan dan semilir angin surgawi? Yo opo ora? Haha.
Diperankan oleh Maudy Koesnaedy sebaga Maryam, dan Chico Jeriko sebagai Romo Yosef, setting yang diambil berlokasi di Semarang. Edanlah Semarang ini, kota tuanya seakan magnet bagi saya pribadi meski ketika surup datang saya merasa “dihantui”. Banyak sekali quote bagus di film ini salah satu yang ngena banget adalah ketika Suster Monic menyatakan, “ Jika surge belum tentu bagiku, untuk apa aku mengurusi nerakamu”. BIG APPLOUSE FOR THAT STATEMENT! Kalimat itu beliau ucapkan kepada suster Maryam ketika beliau mengetahui bahwa suster Maryam dan Romo Yosef saling jatuh cinta.
Alur ceritanya lambat namun tidak membosankan, minim dialog namun banyak kata dalam gesture pemainnya. Semuanya bagus. Hanya saja, saya jadi punya banyak tanya, la itu akhir e kepie antarane Yosef dan Maryam? Bersatu ndak? Apakah Yosef menghilang begitu saja setelah menyatakan kepada Maryam untuk mengejar kebahagiaannya? Waaaa.. Sedih akutu
Moudy Koesnaedy cantik luar biasa saat scene di pantai dengan kilatan cahaya matahari dan rambutnya yang basah sembari menangis. Ya Tuhan, ini bidadari turun ke bumi beneran sudah.
Soundtracknya juga bagus. Sayang saya tidak tahu lagunya judulnya apa 🙁
Tidak menonto sampai credit title juga, jadi ya sehingga. Sedih. Sudah mencoba mencari namun belum ketemu juga. Huhu.
Salah satu dialog yang membuat saya rontok hatinya adalah, “ Saya ingin mengajak kamu mencari hujan di tengah kemarau”. Hadudududuh! Kalimat itu diucapkan Yosef kepada Maryam. Sek oleh kalimat e Maryam sek ambyar atine aku. Haha! Agaknya, kalau ada yang ngomong gitu ke saya, saya bisa pikir-pikir lagi untuk menerimanya. La pas itu soal e Maryam langsung nolak, meski akhir e ya gelem diajak dolan di hari berikutnya. Cinta ki cen aneh.
Hal apa yang related di kehidupan bagi saya dari film ini? Apa ya? Bahwa mengikuti kata hati itu penting nek untuk saya. Terkadang manusia terjebak dalam hal duniawi hingga tidak mendengarkan suaranya sendiri. Namun ya tidak apa, ning ya aja sambat akhir-akhir e. Gitu.
Setelah menonton film ini, saya kog jadi pegen ke Semarang lagi. Hehe