Kuliner bakmi Jawa di Bantul ini kayaknya nek diitung bakal uakeh tenan. Saya tak njajal nulis beberapa, nggeh. Salah satunya ya yang di Omah Ndeso Patalan ini.
Lokasi, jelas di desa Patalan. Deket jalan raya banget, yaitu Jalan Parangtritis, jadi bakal gampang golekane. Menu yang tersedia, untuk ukuran tempat theng-theng crit kepenak. Rasa dari makanan yang ditawarkan juga oke. Harga juga ramah untuk ukuran orang Bantul. Jadi, tempat ini bener-bener sak ukur dengan apa yang dibayar dan kita dapat. You get what you pay lah istilahnya.
Ana rega ana rupa. Bakmi Jawa dikisaran harga 19 ribu untuk sebuah tempat nan apik seperti Omah Ndeso nek menurut saya ya sak ukur. Rasane enak karena kuahnya dari kaldu ayam. Ukuran suwiran ayamnya juga besar dan nggak pelit. Kalau bakal habis sampai suapan terakhir ya tidak, tetapi cukupan untuk harga 19 ribuan. Nek saya oke.
Bumbunya juga pas. Beberapa kali saya ke sana ya belum sampai di tahap minta tambah garam atau kelebihan garam. All things done well. Itu nek untuk makanan beratnya ya. Cemilan seperti mendoan, tahu isi, dan pisang goreng juga sak ukur. Eh, pisang gorengnya kapok kuning. Jadi, bukan kapok putih yang untuk pakan manuk itu. Jadi, jaminan manis matangnya tidak perlu diragukan, bukan?
Sajian wedhangannya juga lengkap untuk ukuran lungguh sejenak sambil ngobrol. Saya suka jahe serehnya. Serehnya bukan sekedar untuk hiasan, namun benar-benar digeprek. Jadi aroma serehnya bisa nyampur sama aroma jahenya. Gula yang dipakai juga gula batu. Jadi, nek njenengan adalah orang yang mengurangi konsumsi gula, mintalah untuk memotong gula batu menjadi lebih kecil ukurannya.
Sugeng dolan lan dhahar, Lur!