Categories
Uncategorized

Pit-pit an atau Ngepit?

Le kepingin banget tumbas pit dari kapan tau embuh tahune, tekan saiki durung keturutan. Ya pancen tumbas pit dengan kondisi uang yang pas bahkan cenderung mepet ki cen rada ngewuhne alias uangel e pol senajan ya ora njuk raisa. Kudu nganggo sabar lan teliti cenan.

Tapi, saya ndak mau cerita tentang saya tumbas pit. Saya mau cerita tentang kegiatannya. Bagi masyarakat Jawa, ada istilah pit-pit an dan ngepit. Keduanya sama artinya kalau dilihat dari apa yang dikerjakan. Bersepeda. Ya numpak pit. Pit e digowes, digenjot gitu. Tetapi, bagi saya ada makna yang terkandung di dalamnya. Arep meh rodo filosofis? Ora jan e, ya gur cerita wae. Kan isine blog iki pancen cerita ro curhat. Haha

Ngepit, bagi saya lebih berarti keprihatinan. Seorang anak SMA yang ikhlas ngepit dari rumahnya ke sekolah terasa sangat sentimental untuk saya. Karena, kebanyakan anak SMA sekarang sudah menggunakan sepeda motor. Bahkan SMP juga sudah ada yang menggunakan sepeda motor. Anak SD sekarang ini juga sudah banyak yang bisa mengendarai sepeda motor malah. Jika kondisi sepeda kinclong bak sepeda baru, tentulah bisa ditebak si anak SMA tersebut bisa jadi berasal dari keluarga yang mampu. Atau, ya katakanlah sepedanya baru benar-benar dari toko atau malah si anak tersebut rajin ngelapi sepedanya.

IMG-20140325-WA0004

Kemudian, apabila ngepit dilakukan oleh seorang yang sudah sepuh entah itu perempuan entah itu lelaki. Beliau ngepit untuk menuju tempat bekerja atau menjual sesuatu atau mengantarkan sesuatu ke suatu tempat. Bagaimana “rasa”ne njenengan? Sangat emosional sekali nek bagi saya. Soalnya, simbok saya dulu seperti itu. Ngepit menjajakan sayur hingga Kecamatan Srandakan padahal rumah di Kecamatan Bantul. Belum lagi kalau ngepit dilakukan di panas nan terik. Sungguh menguras rasa di hati sekali.

Itulah kenapa, menurut saya ngepit lebih punya rasa. Namun, pit-pit an juga bisa dijadikan sebagai alat untuk instropeksi diri dan kembali nyawang urip itu seperti apa. Pit-pit an seringnya dilakukan ketika waktu sudah selo dan kecenderungan pit-pit an dilakukan untuk bergembira. Kondisinya berbeda, rasa nya juga berbeda, namun kegiatannya sama. Mungkin, karena kondisi pit-pit an santai, maka bisa dipakai untuk berpikir jernih. Berpikir yang jauh dan panjang, suasana yang menyenangkan jelas membuat pikiran menjadi fresh dan bisa diajak untuk berkompromi, bukan?

Saya tidak bermagsud mendiskriditkan pit-pit an dengan ngepit loh ya. Wong ya ada orang yang kerjaannya pit-pit an dan digaji. Apapun itu, terlepas dari pilihan njenengan adalah ngepit atau pit-pit an, kalau ditekuni dan paham betul detil dari hoby atau sebuah kegiatan, bisa banyak manfaatnya. Sesederhana membuat hati senang, sampai bisa menambah teman bahkan pendapatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *