Categories
Uncategorized

Bantul Art Festival 2018; Yeay! Pentas lagi

Tahun 2017 dalam cerita kehidupan perteateran saya, *ceilah (KEHIDUPAN PERTEATERAN) COY! kayak sering main teater dan bagus aja mainnya, merupakan tahun yang lumayan. Sekiranya  kali pentas di tahun tersebut, dengan salah satu keberhasilan sebagai penampil terbaik dalam ajang teater tradisi di Jakarta. Lumayan banget nget – nget.

IMG-20180722-WA0031

Kemudian tahun 2018 ini sampai dengan bulan ke 3 atau 4 saya belum ada kabar pentas lagi. Padahal biasanya sudah giduh karena aka nada festival teater tradisi antar kecamatan seperti tahun sebelumnya kemudian lanjut di tingkat provinsi, dst-dst. Namun nyatanya tidak, meskipun begitu bukan menjadi masalah besar walau ya njuk mikir, “Iki kog sue ora pentas, hehe”. ndilalahe kog ya tahun ini salah satu niatnya pengen kembali menggeluti kesenangan membaca buku dan banyak nonton film, akhire ya tidak begitu susah.

Sampai akhirnya datanglah tawaran main teater lagi di bulan 5. Sontak saya iyakan, dan mengatur jadual latihan. Ya pie, sebagai buruh jadual saya memang paling susah diantara yg lain. Jadinya semua ngalah demi saya supaya saya tetap bisa maksimal latihan. Matur nuwun, Gusti. Waktu untuk latihan tidak banyak karena ya terkendala bulan puasa lantas libur lebaran. Ya kabeh lak pengene kumpul ro keluarga dan theng-theng crit pokmen ra mikir sek abot-abot. Akhire ya rodo seret, tapi ijik iso selamet. Hamdalah.

Latihan seminggu tiga kali dimaksimalkan sampai akhirnya datanglah hari Bantul Art Festival tersebut. Mulai tanggal 21-22 Juli acara BAF diadakan dan kurang lebih 1000an seniman ditampilkan dalam dua hari tersebut. Ya pie, la wong ada tari kolosal, wayang, orkestra, ketoprak, jathilan, dan tentu saja teater itu sendiri. Sepanjang jalan Jendral Sudirman di kawasan Bantul kota disulap layaknya acara car free day. Seluruh masyakarat diminta tumpah ruah untuk memadati ruangan tersebut dan menikmati sajian yang ada.

Rangkaian acara ini sepertinya memang diadakan sebagai lanjutan dari acara hari jadi kota Bantul yang ke 187. Meski nanti akan dilanjutkan dengan Bantul Expo lalu 17 Agustusan yang tidak kalah meriahnya. Bantul kayaknya kalau bulan Juli dan Agustus banyak buwanget acara hiburan dengan balutan kebudayaan. Nyenengke. Hamdalah.

IMG-20180722-WA0028

Kemarin tema yang dipakai untuk pentasnya berkaitan dengan pemilu, khususnya pemilihan lurah. Ya pie, kan mau menyambut tahun panas pemilu, jadi ya disengkuyung gitu loh. Sutradarane pancen tanggap waskito tenan. Ndilalahe kog ya daerah yang dipakai untuk contoh saya tahu betul, jadi ya ada kemudahan dalam menghapal naskah. Kebetulan memang sudah saling akrab antar pemain, jadi ya mudah saja mengalirkan suasana untuk hapalan dan blocking.

Saya memang masih bocah cilik alias bawang kothong nek dalam urusan perteateran, masih banyak banget belajar. Nah, komunitas teater ini salah satu yang membuat saya terus belajar akan dunia peran bahkan hingga kehidupan. Banyak sekali hal dan pelajaran akan hidup yang bisa saya ambil kebaikannya dan menjadi pegangan mengarungi kehidupan ke depan.

Proses latihan yang panjang, dibayar dengan berakhirnya pentas dengan sukses merupakan salah satu yang membuat saya puas. Ya pie meneh, wong hasil ki tidak akan mengkhianati proses to? Selaian bayaran akan kepuasan batin, nek dari segi materi ya tidak lantas menjulang langit. Bukan besarannya yang menjadi semangat saya, tapi rasa bahwa, “Oh, jebulani aku iso. Jebulane aku ijik dipercoyo.” Menjadi salah satu yang membuat saya sampai saat ini menyukai dunia peran.

Matur nuwun, Bantul Art Festival. Mengutip perkataan bapak kepala dinas kebudayaan, semoga acara ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir, tetapi batu pijakan untuk acara BAF yang selanjutnya. Aamiin 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *