Episode soto di tulisan ini akan membagi pengalaman merasakan soto ayam kampong yang lehend alias legend banget di kawasan mBantul. Lokasinya di pusat kota, dan jadi jujugan orang-orang pecinta kuliner soto lawas dan PNS. Nek uwis disenengi PNS, jarene rasane enak. Bisa ya, bisa tidak. Mostly, yes. 😀
Kuah soto di warung ini bening segar dengan rasa yang mantap. Kaldu dari godogan pitik kampunge yang jebulane hanya menggunakan ayam jago alias ayam lanang membuat rasane tambah nyamleng. Tenin. Nek isian, sangat sederhana, karena isiannya kubis, soon, toge, dan nasi. Tambahan sledri sama brambang goreng lak ya umum. Seporsinya menggunakan mangkok yang ukuran besar jadi ya jaminan wareg. Nek untuk saya cukupan.
Harganya delapan ribu saja. Dengan isian yang segitu, ayam yang dipakai ayam kampong, ukuran piring besar (piring cokelat itu loh, biasanya merk e Lucky), rasa yang mantap surantap ya menurut saya murah. Warung ini bukanya sampai sore dan jaminan mutu kuahnya bakal tetep mantap rasanya karena meskipun jog-jog an, bumbu tambahan tetap digunakan supaya rasanya stabil.
Makanan pendamping di warung soto ini cuma tahu. Untuk kletikan, ada kerupuk kuning bentuk sulur tali itu sama peyek kacang brol. Ditata dalam lodong khas jaman dulu, membuat kesan klasik dan njawa banget sangat kental terlihat. Penjualnya pun klasik. Budhe (saya biasa memanggil beliau) penjualnya masih pakai jari dan kebaya kutu baru lengkap dengan sanggulnya yang anggun. Meskipun uban sudah banyak, kesan menik-menik khas perempuan jawa nyata terpancar dari aura beliau.
Di sini tidak disediakan tambahan lauk misalnya urut-urut atau daging. Eh, atau saya yang tidak tahu ya? Tapi sepengalaman saya jajan di warung ini, belum ada yang nembung porsi tambahan untuk ayamnya. Jadi, sepertinya memang tidak ada layanan itu. Entah kalau suatu saat nanti saya nglekasi pesen trus menu tambahan lauk itu menjadi ada. Itu perkara lain, tapi sementara ini setahu saya belum ada.
Soto ini dinamakan Sami Remen karena selain pemiliknya bernama Mbah Sami, juga (mungkin) karena doa si empunya supaya semua orang suka dengan soto ini. Sami Remen alias pada suka atau semua orang suka. Nek menurut saya, ya sukses banget warung soto ini. La kabeh do seneng j. pernah saya ke warung ini jam 2 siang dan uwis kentekan alias kehabisan. Nek saya ndak salah, warung soto ini buka mulai jam 8 pagi sampai sak entek e. Jadi, nek njenengan ada rencana mau mencicipi, monggo pinarak dhateng Soto Sami Remen. Mugi-mugi njenengan sami remen. 😀
Nek saya, saking remennya, seminggu bisa 5 kali dalam seminggu saya jajan di sini. Dasar e yo cen cah soto banget. Hehe.