Categories
Uncategorized

Di Jogja, sarapan apa?

Jogja, meskipun terbuat dari rindu dan angkringan, bukan berarti akan sarapan angkringan kan? Meskipun ya ada angkringan yang buka pagi.

Sepertinya sudah layak Jogja disebut sebagai kota kuliner. Begitu banyaknya pilihan kuliner di kota ini dan banyaknya warung sekarang-sekarang ini membuat penikmat kuliner punya banyak pilihan untuk dicoba. Sebagai warga Jogja asli cabang Bantul, saya akan mencoba memberikan beberapa pilihan makanan untuk sarapan. Monggo 😀

Note: Ini referensi makanan, bukan warungnya. Kalau warungnya, saya usahakan bikin tulisan tersendiri.

  1. Soto

Sebagai anak soto garis keras yang bisa makan soto untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Ada beberapa warung soto yang bisa di coba dan harganya terjangkau tapi rasa tetap enak. Nek di wilayah dekat saya ya di Pasar Bantul, soto Sumilir namanya. Kemudian ada soto Kemasan di pinggir ring-road selatan. Soto Kadipiro di Jl. Wates, atau soto Dalbe di depan Gramedia. Kuahnya yang selalu membuat makanan ini menjadi idola karena segar dan penuh bumbu. Daging ayam atau daging sapi membuat rasa gurihnya makin mantap. Tambah dengan mendoan, dan teh panas membuat yakin bisa menjalani hari dengan baik.

  1. Bubur (Jawa)

Khususon yang ini, rasanya perlu saya perjelas bahwa bubur ini adalah tipikal bubur Jawa yang lauknya adalah opor ayam, semur telur, sayur krecek, atau gudeg. Bukan bubur Jakarta yang bubur ayam dengan kacang, kecap, dan kuah kuningnya. Jujur, saya belum pernah makan bubur ayam Jakarta seperti itu dan rasanya memang saya tidak ditakdirkan untuk berjodoh dengan bubur ayam Jakarta tersebut karena dari pertama melihat saja saya sudah tidak selera untuk memakannya. Namun begitu, siapa tahu suatu hari nanti saya mencicipi lantas suka dan jatuh cinta, itu akan jadi lain cerita. Selain lauk opor atau semur, bubur Jawa ini biasanya ditambah dengan bakmi lethek atau gudangan. Salah satu bubur yang menurut saya pantas di coba yang berada di Jalan Srandakan. Buka jam 2 pagi. Jadi ya sehingga. Hehe

  1. Pecel

Sebetulnya, saya tidak begitu yakin apakah ini akan menjadi salah satu yang digandrungi, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Monggo ke SGPC di dekat UGM untuk menikmati nasi pecel nan legendaris tersebut. Saya sendiri nek sarapan jarang sekali memilih pecel sebagai pilihan karena saya anaknya soto banget itu tadi. Hehe

  1. Aneka jananan pasar

Nek ini, khusus untuk njenengan yang kalau tidak terbiasa makan nasi atau makan nasi terlalu berat untuk sarapan. Beberapa yang bisa dicoba ya nagasari, cara-bikang, risol, pastel, bahkan arem-arem. Karena saya menyebutnya aneka jajanan pasar, bukan berarti njenengan harus ke pasar tradisional terdekat. Di Jogja ada di Jalan Magelang dekat dengan Borobudur Plaza, kemudian di took Trubus dekat Pasar Kranggan, Essence di Gedong Kuning, atau di perempatan selatan parkir Ngabean. Lengkap, murah, dan enak tentu saja.

Nah, njenengan mau sarapan pakai apa besok? Nek saya ya jelas nyoto 😀

2 replies on “Di Jogja, sarapan apa?”

Leave a Reply to julajulijuliana Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *