Nek saya tidak kleru, saya pernah cerita kalau saya dapat tantangan untuk menurunkan berat badan. Bisa njenengan baca di sini. Ya pie, pas kae cen lemune ra umum 🙁
Sering saya jawap dengan “dietang etung po, kog nggaya diet barang. Lemu yo ben, sek penting sehat”. Sampai akhirnya ada tantangan dan pie hasile?
Njuk kepie hasile, Dek? Jawapannya adalah ambyar. Jadi, di awal pas saya dapat tantangan itu memang saya dengan sangat tertib untuk ikut kelas senam dan mengurangi makan nasi. Selain itu, saya juga membatasi jam makan malam saya maksimal di jam 5 sore. Hasilnya? Dua hari saya turun sekitar setengah kilo. Cukup mencengangkan dan membuat saya bersemangat.
Lantas, apa yang terjadi selanjutnya? Jadual bekerja yang tidak tentu dan saya kan anaknya makan banget jadinya ya ambyar sudah di minggu kedua dan seterusnya sampai dengan hari yang ditentukan. Yes, saya tidak berhasil. Apakah saya kecewa? Iya, saya kecewa kepada diri saya sendiri yang tidak bisa konsisten untuk rajin senam dan tetap menjada pola makan.
Apakah saya sedih? Jawapannya adalah, sedikit. Sedikit sedih karena ya nggak bisa memenuhi target. Selebihnya ya biasa saja. Meskipun saya tidak berhasil untuk menurunkan berat badan sesuai dengan tantangan yang diberikan, saya sedikit berbangga juga karena pas puasa kemarin saya sukses menurunkan berat badan hingga 5 kilo. Bukan sebuah hal yang disengaja wong saya juga makannya tetap 3 kali sehari meskipun puasa. Pas malam hari lagi. Membuat saya tidak begitu berharap banget untuk turun berat badan.
Meskipun demikian, ternyata ada sedikit yang luntur juga itu berat badan. Saya ketika puasa kemarin memang sengaja mengurangi sekali konsumsi gula. Saya berbuka dengan air putih, makan nasi menjadi separuh, dan konsumsi infused water saya setiap hari. Hasilnya menyenangkan sekali, badan ringan, perut tidak buncit, perncernaan lancar, berat badan turun.
Niatnya memang ma uterus seperti itu, meskipun tidak signifikan, tetapi memberi hasil yang bisa dirasakan. Tidak apa berjalan lambat, asalkan kemajuan selalu ada. apakah akan berhasil? Ya embuh, wong nyatanya sampai dengan hari ini saya masih bermalas-malasa an untuk memulai lagi menata pola makan.
Sebetulnya, mengatur pola makan atau yang sering disebut dengan diet itu juga cocok-cocok an. Ada yang cocok dengan diet keto, OCD, intermittent, dll. Apapun pilihan untuk menjada pola makan, kalau konsumsi gula tetap tinggi ya sama saja nek menurut saya. Jadi, semoga njenengan sedikit ada gambaran harus bagaimana kalau mau mengecilkan angka berat badan. Nggak, saya nggak ahli di bidang ini. Meskipun demikian, beberapa pola makan yang pernah saya coba memang menunjukkan hasil yang berbeda.
Keinginan untuk mengatur pola makan jelas ada. Ditambah dengan berolahraga, ning ya kui mau. Saya ini sok anget-anget telek pitik. Jadi kadang semangat di awal tok. Meskipun demikian, nek menyayangi bisa sak lawas e kog. Hehe
Pie, Dek? Siap diet meneh