Yes, postingan kali ini masih dalam rangkaian dolan ke Bandung beberapa waktu lalu dan kali ini saya mau berbagi cerita seputar makanan yang kemarin saya nikmati di sana.
Kemarin itu karena ambil tempat menginap di kawasan Setiabudi yang menurut saya ya nggak begitu banyak makanan yang bisa dicoba, yang unik atau ya mBandung banget akhirnya ya seadanya ini saja yes.
- Nasi Timbel
Pas baca tulisan Nasi Timbel, yang ada di otak saya adalah, ini jenis nasi yang seperti apa? Apakah seperti nasi liwet yang penuh rempah dan disajikan dalam wadah penanak nasi? Atau nasi uduk yang gurih dengan taburan bawang goreng? Atau seperti apa? Dan jebulane, nasi timbel adalah nasi yang disajikan dalam bungkusan daun pisang. Apa spesialnya? Ya karena dimakan di Bandung. Hehe. lauknya? Umumlah, ayam, ikan, tempe, tahu, dengan sambal. Untuk sambal juga ternyata ya beda-beda. Antara sambal terasi atau sambal tomat. Waktu itu makan pertama nasi timbel di kawasan bawah Farm House. Rasa b aja untuk saya, sambalnya terlalu merah, tapi sayur asemnya enak. Harga cukup mengagetkan, tapi karena ukurannya adalah semcam restaurant, saya ya maklum saja. Kekagetan yang selanjutnya adalah harga belum termasuk pajak. Ya kanggone wong mBantul yang semua sudah termasuk ya sedikit mak jegagek nek untuk saya. Nasi timbel ke-dua yang saya coba adalah di depan stasiun Kiaracondong. Ini malah lebih masuk di lidah dan perut saya. All is good untuk ukuran warung kaki lima dan tidak mengecewakan. Rasa dan harga masuk semua.
- Bakso Boedjangan
Bakso mBandung itu katanya salah satu yang terbaik di Indonesia. Akhirnya kemarin nyobain salah satunya dan ini enak banget nget nget. Bakso uratnya well, gurih rasanya nyampur dengan urat-urat sapi membuat tiap gigitan begitu bermakna #halah. Ada berbagai varian bakso di Bakso Boedjangan ini dan semuanya layak untuk dicoba. Ada pagsit goreng juga jadi ada sensasi kriuk-kriuknya. Kuahnya gurih kuah daging sapi, bening segar. Sepertinya bakso ini sudah buka cabang juga di Jakarta, jadi kayaknya tinggal nunggu buka di Jogja juga. Kayaknya. Baksonya beda banget sama yang di mBantul. Ya lain lubuk lain ilalang lah. Enak. Kui sek jelas. Haha.
- Serabi Imut
Terletak di kawasan dekat kampus NHI, serabi ini dulu pernah menjadi cita-cita saya pas liburan kunjungan industry di Bandung pas SMA. Kesampaiannya baru kemarin. Ada dua warung serabi di dekat kampus tersebut, namun saya memilih serabi Imut karena tempatnya yang tidak begitu ramai dan sepertinya ini dedengkotnya alias yang senior. Jebulane cen enak, ning saya pas kemarin nggak begitu nyobain banyak varian karena ya habis makan bakso, njuk njajal serabi ki rasane wedi nek gumoh karena saking waregke. Saya pas kemarin nyobain cokelat keju, dan jebulane macam serabi mBandung ini beda jauh dengan serabi Solo. Nek Solo itu tipis, sedangkan ini tebal dan berisi. Padet gitulah, pantas saja harganya juga muni.
- Bakmi Linggarjati
Ini bakmi yang enak dan membuat saya kaget. Haha. Postingan lengkap di sini ya. Monggo diklik.
Hal yang membuat saya kaget adalah, di dua tempat makan itu, Timbel dan Linggarjati, disuguhi macam welcome drink 😀
Meskipun teh tawar, menurut saya ini ya sebuah kekhas-an yang hanya akan saya temui di kota kembang ini. pas awal datang dan disuguhi minuman tersebut, saya gur plonga-plongo. La ra paham j. Kemudian mbaknya memberi tahu kalau itu adalah minuman gratis yang diberikan kepada pengunjung. Jadi ya mari diglonggong. Haha. Agaknya hanya ini yang bisa saya ceritakan dan tentunya masih banyak yang belu saya coba. Semoga ada rejeki untuk mBandung lagi. Ada amin untuk saya? Amin 😀
1 reply on “[ Bandung Series ] Njajal Makanan di Bandung”
[…] ini bakal jadi cerita terakhir untuk Bandung Series. Cerita sebelumnya ada di sini, sini, dan sini. […]