Siapa yang nggak kenal sama dua makanan berbahan dasar ayam goreng dengan tambahan bumbu pedas nan menggiurkan bahkan sampai bikin ndower. Orang Indonesia ini memang masokis kelas berat sepertinya, sampai benar-benar mau tersakiti bahkan untuk urusan perut.
Saya sendiri ya suka pedas, tetapi sekarang ini sensasi pedas ya hanya untuk sekedar cip-icip saja la wong setelahnya selalu tidak kuat dalam hal mengatasi pedasnya tilis pas eeque 🙁
Pas Recheese belum ada di Jogja, sampai saya bela-belain ke Solo untuk njajal seberapa pedasnya dan ya saya memang njontor gitu lambene. Kemudian muncul produk yang serupa namun dengan nama yang berbeza, ya iyalah dek, namun itu tidak membuat saya lantas mau mencoba yang baru itu la wong ya nggak gitu menarik gitu. Sampai kemudian McD mengeluarkan produk terbarunya yaitu Spicy Chicken dan sontak membuat saya mbatin “Iki kudu tak jajal, cah!”.
Hingga akhirnya saya beberapa waktu lalu berhasil melahapnya dan inilah sedikit pengalaman saya memakan makanan pedas tersebut.
Antara keduanya, karena bahan dasarnya ayam, ya pastilah rasa ayam ya gitu-gitu aja, tetapi McD saya akui masih sebagai juaranya karena YA SIAPA NGGAK KENAL McD HELLAAAWWW???? Pelopor ayam goreng nan renyah dengan balutan tepung bumbu bercita rasa gurih nan nikmat itu. Jadi, antara Recheese sama McD ya jelas menang McD lah kalau untuk ayamnya. McD kulit ayamnya kan ya udah juwara juga, jadi pas ketambah sensasi pedas, jadinya makin well. Btw2, McD nggak mau gitu jualan krispi kulit ayam pedas? Hehe..
Kalau untuk rasa pedasnya, waini, saya berani bilang kalau Recheese adalah pemenangnya. Jadi gini, bumbu pedas Recheese itu aja udah bikin lambe saya ndower, padahal baru sak leletan. Sedangkan, ayam pedasnya McD itu meskipun bentuknya bumbu dan speertinya nyampur dengan tepungnya, masih dalam tahap aman untuk lambe saya. Pas awal gigitan McD, saya masih bisa bilang “Ealah, iki pedes e biasa wae”. Kemudian baru terasa pedasnya setelah akhir kunyahan. Ya, mirip-mirip lah sama es teh yang ngaduk gulanya nggak sampai ajur. Manisnya belakangan, ini juga, pedesnya belakangan. Setelah selesai makan ayamnya juga pedesnya nggak bertahan lama di mulut. Jadi ya B aja. Dulu juga Mcd ini pernah punya produk bernama McD Spicy Burger. Saya sempat nyoba juga dan ya B aja, but it is a good move. Orang kan jadi penasaran trus njajal gitu ya. Menarique!
Kalau Recheese, sak leletan aja udah bikin ndower dank arena pas itu saya pesan yang fire chicken wing, jadi dapatnya 6 potongan dari bagian sayap gitu. Ndilalahe, pas itu saya meremehkan level pedasnya Recheese, jadinya saya nekat ambil yang level 5 sekalian. Walhasil, sampai dengan perjalanan pulang menuju stasiun, saya megap-megap dan maunya minum terus. One more, pedesnya Recheese ini bahkan sampai nyisa di jari saya. Yes, setelah selesai makan semua ayamnya, sensasi pedas nggak hanya di mulut yang saya rasakan. Di jari saya juga ikut-ikutan kepedesan, panas mungkin lebih tepatnya, jadinya saya nggak berani untuk ngupil. Untuk Recheese, lain kali kayaknya saya bakal nurunin levelnya, dari pada nanti tilis saya jadi korban lagi. Nggak enak banget, uey 🙁
Ayamnya udah, bumbu pedasnya udah, trus apa meneh? Nasinya? I go for McD. Harum dan pulen, uey! Minumannya? McD! Bisa milih Fres Tea! Minuman di Recheese itu, apalagi yang berwarna pink itu kog saya ngelihatnya kepie ya? Iyuh banget gitu loh, dalam artian ya artificial sekali itu pasti bahan pewarna dan pemanisnya.
E tapi, sebenernya pedes itu termasuk rasa bukan to? Nek saya kog pedes ki ya sensasi aja. Kan kalau rasa itu ya yang empat itu kan ya? Manis, asin, pahit, asam. Ho.oH ora? Jadi, kalau pedas itu masih dianggap sebagai rasa, jangan-jangan ada kekeliruan juga dalan mengartikan perasaan. Eaakk.. Mulai.. Haha 😀