Yes, saya ndak konsisten. Kemarin kan bilang di sini kalau kayaknya nggak bakal mukbang-mukbangan lagi karena kegiatan ini seringnya bikin begah dan makan disuse-susu itu ndak enak. E la kog wingi njajal meneh. Haha
Kemarin njajal mukbang dengan pilihan makanan berupa bakso tusuk. Saya tumbas di daerah Imogiri dan ini merupakan bakso tusuk favorit saya karena rasanya uwenak dan ukurannya masuk akal. Harga juga masuk akal menurut saya, la wong saya kemarin tumbas 50 butir itu habisnya uang sebesar 25 ribu dan dapat bonus tahu bakso. Selain baksonya yang well tersebut, sambal yang dipakai oleh penjual bakso tusuk ini juga tidak berbau bahan kimia dan menggunakan cabai sebagai oplosannya. Saya tidak memungkiri kalau saos sambal yang dipakai oleh si penjual bakso tusuk adalah saos sambal yang bukan merk yang sering diiklankan di TV, tetapi dengan kejelian saya, saya tahu saos sambal yang dipakai bapak penjual bakso tusuk masih dalam tahap aman kalau dikonsumsi tidak setiap hari.
Pas datang tumbas bakso tusuk, bapaknya tidak begitu heran la wong ya sudah biasa ngedoli pembelian banyak dan bapak penjualnya tahu kalau saya dokoh. Hehe 😀 Kebanyakan malah yang heran sesame pembeli karena mereka tahu bahwa saya akan mencoba menghabiskan 50 bakso tusuk tersebut dewean. Selesai tumbas, saya menuju ke angkringan karena akan saya makan di situ sambil duduque-duduque tjantiek sambil crito mrono-mrene sama Avicay. *thanks for the foto, btw
Suapan pertama ya jelas enak lah. Edan po. Saos sambal berpadu dengan gurih dan berasa daging tersebut sangat cocok di lidah saya. Karena saya tidak begitu suka dengan makan ala cocol-mencocol, makanya saos sambal saya awur-awur sambil berucap nyoh-nyoh-nyoh ala Bu Dendi. Ya gimana ya, karena saya cen seneng karo bakso tusuk ini, jadinya ya saya sangat menikmati. *sejak kapan saya tidak menikmati makan, Ya Tuhan? Muna sekali, Dek
Setelah berulang-ulang kali saya melolohkan bakso tusuk ke mulut, pada bakso tusuk ke hitungan puluhan sekian saya baru merasa kuwaregen. Njuk berucap, duh wetengku panas, lambeku juga. Njuk mulai makannya pelan-pelan saja. Sampai pada akhirnya ya saya menyerah di bakso tusuk ke 30 ternyata. Jadi, mukbang kemarin saya hanya sanggup ngemplok 30 butir bakso tusuk. Nggak jelek-jelek amat, tapi juga bukan sebuah prestasi yang kabeh uwong kudu reti. Ya biasa aja gitu, wong saya mukbang juga Cuma buat seneng-seneng saja dan ngisi blog ini biar nggak lowong-lowong amat.
Jadi gitu, saya akhirnya menyelesaikan tantangan untuk diri saya sendiri kemarin.