Nay, blog ini bukan bergeser arah menjadi blog review or apalah-apalah. Sengaja mau cerita sedikit tentang kemeriahan makanan pedas bernama Popmie Pedas Dower aja. So, here we go!
Demam makanan pedas kan memang baru terdengar gaungnya sekitar dua tahun belakangan ini dan menjadi hype banget gitu ya? Tetapi, varian makanan berupa mie dalam kemasan belum begitu banyak yang melirik. Okelah, ada Samyang, tapi itu dari luar negeri, coy! Dalam negeri? Masih sedikit DAAAAN tataran pedasnya masih level rendah banget, menurut saya. Mie ABC pernah mengeluarkan produk mie dengan cita rasa pedas memang, tetapi karena ada embel-embel sop tomat, di lidah saya jadi terasa banyak asemnya dari pada pedasnya.
Sampai kemudian, Indofood, mengeluarkan produk bernama Popmie Pedas Dower. Yes! Produk ini sukses membuat saya menjadi pemburu Popmie di wilayah mBantul bagian kidul. Rasa penasaran saya yang tadinya hanya di level unyu-unyu meningkat drastic menjadi tinggi karena Om Piring dan Dokter Aan memberikan komentar yang menggelitik. Beliau berdua berpendapat, kalau rasa pedas di Popmie Pedas Dower ini nampol banget dan bener-bener bikin mulut dower. Wainih! Layak coba, batin saya.
Setelah ke sana ke sini dan bertanya di setiap took belanja yang saya datangi, akhirnya saya menemukannya di Carrefour Amplaz sodara-sodara. Masih susah memang menemukan Popmie varian ini di tempat saya tinggal. Menemukan Popmie Pedas Dower ini memang seperti menemukan harta karun. Saya senang sekali. Njuk langsung dimakan hari itu juga.
Isiannya standar, untunglah tanpa bala-bala yang embuh apalah itu gunanya itu. Well, saya memang nggak gitu suka penemuan bala-bala tidak jelas dalam Popmie, FYI. Isiannya selain mie ya serbuk bumbu, serbuk cabai, dan minyak. Yes, serbuk bumbunya sedikit lebih banyak dari varian Popmie yang biasanya. Minyaknya sudah bisa saya tebak, tercampur dengan sejenis bahan pembuat pedas sepertinya. Warnanya merah dan terlihat siap nampol bibir sampai kewer-kewer.
Tiga menit menunggu matang menjadi waktu yang sangat lama bagi saya, selain menunggu kepastian dari dia tentu saja, uhug! Namun demikian, akhirnya tibalah menyantap Popmie Pedas Dower ini. Suapan pertama tentu saja mencicipi kuahnya. PEDAS NAMPOL GILA! Kemudian berhenti beberapa detik. Njuk saya menyendok mie nya. Saya tunggu sampai agak dingin, sembari menunggu kepastian dari dia tentu saja, kemudian saya rasakan betapa RASANYA MASIH NAMPOL! YES! Rasanya nampol beud. Sayangnya, rasa pedas itu bertahan hanya ketika panas saja. Ketika kuah sudah dingin, rasanya ya jadi b aja alias biasa aja.
Kekurangan yang lain menurut saya adalah, rasa pedas yang cenderung mendominasi membuat rasa bumbu di Popmie Pedas Dower menjadi tidak terasa. Rasanya jadi pedes tok, coy! Menurut saya itu nggak begitu bagus juga karena ya mengurangi rasa khas dari Popmie. Padahal, ketika saya menuangkan bumbu ke dalam gelas Popmie, ukuran bumbu juga sudah lumayan nyentuk alias mengobrak abrik hidung sehingga membuat bersin. Cukup banyak kog padahal bumbunya, tapi kog ya gitu, rasa bumbunya jadi ketutup sama rasa pedesnya.
Sebagai sebuah penemuan mutahir, Popmie Pedas Dower ini cukup membahagiakan dan bisa jadi alternative bagi yang suka dengan pedas namun levelnya masih di bawah Samyang, khusus penggemar mie loh ya. Kepraktisan dari kemasan juga menjadi salah satu poin penting yes? Yes lah. Untuk harga di bawah lima ribu rupiah, Popmie Pedas Dower bisa lah menjadi jawapan akan segala kegalauan tentang pencarian mie dengan rasa pedas yang lumayan.
Wes, hop! Semono wae. Sesok meneh le crito tentang panganan. 😀