
Jumat minggu lalu dengan cuaca mendung galau tidak jelas, akhirnya saya blusukan lagi setelah sekian lama tidak mblusuk-mblusuk. Blusukan kali ini adalah perpaduan antara ciblon dengan jalan jauh di sepanjang aliran sungai. Bukan menuju hilir, tetapi menuju hulu. Bingung? Jelas. Saya awalnya juga bingung dan ya akhirnya pasrah saja nanti akan jadi seperti apa.

Awal perjalanan di mulai di rumah sekretariat tempat kami menitipkan barang dan briefing tentang jalur yang akan dilewati, alat yang akan dibawa, perlengkapan yang akan dikenakan, dan pemanasan sedikit untuk melenturkan otot. Saya sudah ada gambaran bahwa ini kurang lebih akan sama ketika naik gunung namun dengan sensai basah karna lokasi di sungai. Dengan gambaran yang samar, perlengkapan yang baik dan lengkap, kami mengawali perjalanan dengan foto-foto lah ya 🙂

Woiya, blusukan kali ini saya bersama dengan seorang kerabat jauh yang kebetulan bisa diandalkan untuk ambil gambar-gambar kece selama perjalanan susur sungai ini dan bersama dengan pasangan muda yang sedang dimabuk asmara. Teman blusukan saya yang tidak kalah penting adalah adanya Tim Bajra Surya sebagai pemandu dan pendamping. Mas Fahmi, meski badanya kecil, kekuatan dia tidak boleh diragukan dan gesitnya jangan ditanyakan lagi. Selama perjalanan hamper tiga jam dia sama sekali tidak membutuhkan asupan minum dan fit sampai akhir. Hampir mirip onta dia kayaknya 🙂
Satu lagi, sebagai seorang pemandu, Mas Fahmi menjelaskan seluk-beluk dan cerita Sungai Sewu Watu dengan runtut dan menarik. Paket komplit lah pokoknya.

Kami lepas dari sekre sekitar pukul dua siang dan langsung menuju kawasan titik awal susur sungai. Dimulai dengan melewati rumah warga komplit dengan melihat aktifitas warga membatik di depan rumah, kami kemudian menyususri jalan tanah basah, kawasan pinggir sungai dengan bebatuan yang masih normal dan debit air yang kecil. Selanjutnya? Copot alas kaki dan perjalanan melelahkan nan indah dimulai dengan ngos-ngosan.

Kami bisa dikatakan untung tidak beruntung karna kondisi debit air yang kecil. Debit air yang kecil membuat perjalanan mudah karna tidak harus melawan derasnya air namun juga membuat kami tidak bisa melihat air terjun nan bagus di bagian hulu Sungai Sewu Watu. Menyesal? Sedikit. Masih semangat? Jelaslah! Jangan kasih kendor pokoknya. Total ada tiga air terjun yang bisa dinikmati selama susur sungai ini. Air terjun yang paling bagus menurut saya adalah air terjun Tangga Naga. Tataran batu berbentuk kotak secara alami tertata rapi dan seakan menyambut pengunjung ke air terjun yang lebih tinggi lagi.

Selama susur sungai, batu dan air menjadi pemandangan yang sudah selayaknya. Maka tidak heran kalau tempat ini dinamakan Sungai Sewu Watu, karna memang buwanyak buwanget batu yang dilewati. Hijau pepohonan di kanan dan kiri juga jelas masih banyak sehingga meneduhkan kami selama perjalanan. Karna kondisi yang masih alami dan pemandangan yang mempesona mata membuat kami tiap semeter foto-foto. Tidak hanya itu, jalur yang naik dan melewati batuan yang terjal dan besar membuat kami sering istirahat minum dan foto-foto lagi 🙂

Awal perjalanan saya berfikir bahwa akan melewati terjalnya bebatuan berair saja, namun nyatanya saya salah besar. Ada beberapa lorong yang harus dilewati dalam blusukan susur sungai kali ini. Kalau sudah pernah naik Gunung Api Purba Nglanggeran, pasti tahu bagaimana kondisinya. Kurang lebih sama sempitnya namun, di susur sungai ini terdapat air di terowongan yang dilewati. Sensasinya? Adem-adem seru dan menegangkan. Licin? Tidak sama sekali. Jadi, jangan khawatir. Satu lagi, yang menjadikan kekhawatiran berkurang adalah, tim Bajra Surya sudah sangat terlatih dan bisa diandalkan untuk perjalanan susur sungai ini. Pengunjung harus patuh, itu saja syaratnya.

Meskipun blusukan susur sungai ini melelahkan dan seakan tidak ada ujungnya, sama sekali tidak ada terbersit pikiran kapan akan berakhir karena memang sangat menyenangkan dan memberikan pengalaman baru bagi yang belum pernah melakukanya. Tapi, memang semua awal akan ada akhirnya dan akhir dari susur Sungai Sewu Watu adalah sebuah bendungan buatan masyarakat yang sudah berusia sangat tua. Terdapat begitu banyak cerita dan mitos yang didapat selama perjalanan susur sungai ini dan bagi njenengan yang penasaran bisa langsung menghubungi Mas Adi/Mas Fahmi dari Tim Bajra Surya di nomor 085 643 964 966. Selamat mencoba 🙂









