
Apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar kata museum? Seram? Atau seru? Khusus untuk tempat yang satu ini, kita akan melihat keduanya (khusus buat saya pribadi loh ini). Saya memang selalu ada rasa takut atau bergidik lebih tepatnya dengan hal-hal yang berhubungan dengan pengawetan (utamanya yang menggunakan cairan berbahan kimia). Tetapi karna memang dari dulu sudah penasaran dengan tempat ini, maka ya dengan kekuatan dari bulan saya beranikan untuk mengunjungi museum yang berlokasi di Jalan Sultan Agung Jogjakarta ini. Akan lebih mudah kalau saya menyebut seberang Puro Pakualaman. Tidak pas di seberangnya memang, namun harus ke barat sedikit.
Apa yang bisa dilihat di museum ini? Untuk tempat yang satu ini, kita bisa melihat berbagai macam koleksi hewan dan tumbuhan yang sudah diawetkan dengan cara dikeringkan ataupun direndam dalam cairan kimia lantas disimpan di dalam botol kaca. Saya ditemani oleh seorang edukator museum bernama Ariani pada hari tersebut. Mbak Ariani sangat tahu banyak dan menjelaskan dengan cermat koleksi yang dipajang di sana. Bukan hanya itu, Mbak Ariani juga bisa jadi teman diskusi yang asik ketika kita melihat koleksi Museum Biologi.
Memasuki ruang pertama, kita akan disambut dengan rangka raksasa dari gajah. Takjub saya melihatnya karna memang sangat besar. Ketika awal saya datang, saya ngawur menyebutkan kalau ini adalah kerangka dinosaurus. Entah kenapa, namun ketika saya melihat kerangka tulang dengan ukuran yang besar, otak saya langsung merespon itu sebagai kerangka tulang dinosaurus. Aneh memang 😐

Di samping ruang pertama ini, bisa lanjut ke ruangan di mana terdapat ruangan herbarium basah dan kering dimana banyak koleksi tumbuhan dan disimpan dalam botol-botol kaca lengkap dengan cairan kimia di dalamnya. Bila kita mencermatinya, kita bisa melihat secara jelas tumbuhan apa yang tersimpan di sana. Selain itu, semua koleksi museum terdapat label untuk memberikan informasi kepada pengunjung tentang asal-muasal koleksi tersebut. Sayangnya, banyak label yang sudah pudar tulisanya dan belum diperbaiki.
Melanjutkan siang yang terik pada hari Jumat kala itu, saya melanjutkan ke ruangan selanjutnya. Ruangan yang berada di sebelah selatan ruang pertama tempat koleksi kerangka tulang gajah tadi memamerkan koleksi tentang kerangka manusia, kerangka hewan seperti kuda, kambing, badak, dan lain-lain. Di sisi yang lain terdapat pula ruangan untuk mengawetkan hewan dengan cairan kimia dalam botol atau toples.

Sisi sebelah timur, terdapat berbagai koleksi hewan yang sudah diawetkan. Mulai dari jenis burung, hewan melata, dan hewan buas. Hewan di darat, di air, dan udara. Lengkap dan tertata dengan rapi dalam vitrin. Bisa dikatakan, museum ini lengkap karna sering digunakan sebagai tempat rujukan bagi mahasiswa biologi yang sedang melakukan penelitian.
Jika kita ke sana, kita akan dikenai biaya tujuh ribu rupiah per orangnya. Tiket yang kita dapatkan juga unik. Terdapat gambar salah satu hewan dan tumbuhan koleksi museum dan penjelasan tentang gambar tersebut. Cukup mengedukasi untuk ukuran sebuah tiket masuk 🙂

Dalam tiket ini juga terdapat logo UGM, dan ya, museum ini memang bagian dari kampus biru tersebut. Masih ada beberapa museum lagi yang ada kaitan eratnya dengan universitas tersebut dan semoga di lain waktu saya bisa menceritakanya.
Penasaran dengan kesan seram dan serunya? Monggo datang ke Museum Biologi
1 reply on “Seram – Seram Seru di Museum Biologi”
[…] melalui Seram – Seram Seru di Museum Biologi — thejulajulijuliana […]