Categories
Uncategorized

Lebih Pilih Mana?

Tulisan kali ini adalah tulisan untuk pertama kalinya setelah berulang kali mencoba untuk mengumpulkan remah semangat menulis. Halah. Lebay. Ben.

Saia mau mengumbar tentang apa yang selama kurang lebih sminggu ini mondar mandir di otak saia.

  1. Apakah kita sudah siap dengan semua jawapan akan tiap tanya yang kita ajukan? Magsud saia disini adalah, bila jawapan itu tidak sesuae dengan yang kita harapkan. Mudahnya. Bila kita bertanya kepada teman kita, mau ke taman atau ke mall. Kemudia jawapan yang kita terima adalah mall sedangkan kita menginginkan sekali ke taman meski hanya untuk duduk duduk dan melamun. Iya, bisa saja kita ke mall lantas ke taman, tapi bukan itu esensinya. Kecewa. Iya, saia lebih menitik beratkan ke rasa kecewanya itu. Jadi, mungkin lebih tepatnya, sudah siapkah kita untuk kecewa?
  2. Apakah kita sudah siap menerima segala kejujuran? Kejujuran disini jelas kejujuran yang tidak berpihak pada kita, kejujuran yang menyakitkan. Yang membuat kita seribu kali lebih kecewa. Gampangnya. Apakah kita sudah siap menerima kalau ternyata pasangan kita berbuat curang dibelakang kita? Apabila ternyata anak yang sudah dibesarkan puluhan tahun akhirnya tidak menjadi “berbakti” dan nurut apa kata orang tua? Ada begitu banyak contoh lainya yang tak perlu lah saya tuliskan.

Sebenarnya, sejujurnya, kita semua tak siap dengan kejujuran yang menyakitkan. Akui saja. Kita lebih suka menerima kata manis penuh kebohongan daripada kejujuran yang membuat kita kecewa. Siapapun itu. Dan saiangnya, kita semua memang lebih suka dibohongi daripada menjadi jujur meskipun kepada diri sendiri. Entah bagaimana mulanya, tapi ini seperti lingkaran yang belum terputus dari dahulu sampai sekarang. Entah pula bagaimana mengakhirinya.

So, sudah siap? Untuk apapun itu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *