Categories
Uncategorized

Madhang Opo nang Tawangmangu?

Akeh! Haha. Tenin.

Banyak pilhan kuliner di Tawangmangu yang layak untuk dicoba. Harganya yang luar biasa bersahabat dan rasanya yang enak membuat tempat ini layak untuk dikunjungi kembali. Oke, jane iki ki terusane seka tulisan iki. Pemalas parah nganti pirang sasi lagi digarap. Haha.

Sop Buntut Bu Ugi.

Sumber: Instgagram/makansolo

Kombinasi panas sob buntut dengan kuah yang gurih mlekoh sangat pas dengan kondisi udara dingin di Tawangmangu. Sayangnya, dinginnya Tawangmangu juga membuat sop cepet dingin 🙁

Wes, bingung-bingung dah pie carane le maem iso pas antarane ben kuah ra cepet adem karo pas inuk dimaem anget-anget. Menurutku apike le pesen wedhang sek panas banget kae dan apike le pesen setelah maem sop. Jadi pas datang minuman tetap kondisi panas inuk kae dinikmati. Sambal hitamnya enak sekali dan bisa pas banget bercampur dengan kuah sop buntutnya. Selain sop buntut, warung makan ini juga menyediakan pecel. Harga makanan di warung ini juga terbilang bersahabat. Kondisi warung bersih dan sebaiknya tidak ke sana di jam-jam makan siang karena seringnya penuh meskipun pelayanannya cepat. Madhang kesusu kan ndak enak, to?

Nope, saya ndak akan kasih tahu banyak-banyak kayaknya tentang Sop Buntut Bu Ugi ini karena di beberapa akun Instagram juga sudah banyak yang posting dengan keterangan yang tharik-tharik menarik. Foto yang saya lampirkan juga dapat dari Instagram. Jadi, ya, sehingga.

Sate Kambing Pak Pur.

Sumber: Instagram/warungsatekambingpakpur

Awalnya pas mau njajal yang di pinggir jalan, ning ndilalah teman saya ndak mau karena dia ndak suka dengan kambing 🙁

Walhasil saya turun sendiri sampai di terminal karena ndilalah lagi yang di pinggir jalan sudah habis. Oke, blusukan dewe mudun tekan Terminal Tawangmangu dan jebulane cen layak untuk dicoba. Seporsi sate kambing di sini dihargai 17ribu dan kayaknya dapat sekitar 8/9 tusuk. Nang Jogja arang sek ngene-ngene iki. Kondisi warung selalu ramai. Tenin. Bahkan di sore hari. Tempat duduk juga terbatas. Ketika saya jajan yang di terminal, banyak pembeli yang memilih makan di kendaraannya karena kog yo ndilalah pas kae ki ramene pol. Apakah karena saya datang? Ora, Dek. Orak.

Lepas dari terminal Tawangmangu, saya mampir di pasar wisatanya. Lokasinya tepat di seberang terminal, jadi ya tinggal mlumpat liwat jembatan penyeberangan. Karena kondisi pas sore maka tidak banyak yang bisa dinikmati di sini. Jajanan dengan pasar lumayan banyak dan kebanyakan seperti jajanan pasar, goreng-gorengan, dan molen. Entah kenapa banyak sekali yang jualan molen kecil-kecil di sini. Ada penjual bunga juga di pasar wisata ini, jadi kalau ke sini sekalian mau cari oleh-oleh kembang atau malah niat ke sini mau beli kembang, kayaknya oke sekali. Kalau harga menurut saya ya masih oke. Anggrek dengan kondisi 2 batang dan sudah ngembang dibandrol harga 100ribuan.

Seingat saya hanya itu yang saya nikmati kulinernya di Tawangmangu karena sarapannya ikut dari hotel dan panganan cemilan jajanan pasar ya Cuma nogosari, lumpia, dan buah. Menarik dan menyenangkan. Kapan-kapan akan kembali ke sana lagi untuk njajal liyane. Bismilah, mugo-mugo ono rejeki. Amin!

Categories
Uncategorized

Matur nuwun, Disbud Bantul untuk Workshop Naskah Sandiwara Radionya

Beberapa waktu lalu ndilalah saya ketiban pulung. Bisa mengikuti workshop yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Ndilalah lagi, workshopnya babagan Naskah Sandiwara. Lebih mengerucut lagi untuk sandiwara radio. Salah satu yang saya tertarik namun masih sebatas tertarik. Belum sampai yang berusaha dan berprihatin ria. Sungguh sangat durhaka 🙁

Oke. Long short storyne jadi gini. Saya ikut, saya datang, dan saya belajar. Belajar banyak banget dari acara workshop tersebut. Pembimbing di workshop kemarin adalah Prof Minto dan Bu Maria. Kalau Bu Maria saya sudah sering dengar nama beliau, namun Prof Minto masih asing untuk saya. Namun demikian ternyata ya ndak asing-asing sekali karena beliau ini jebulane penggiat sastra di Jogja dan kebetulan kenal dengan salah satu teman bekerja juga. Eladalah.

Bu Maria Kadarsih membimbing kami dalam hal penulisan dan bagaimana membuat sebuah sandiwara radio menjadi runut dan runtut. Lebih dari itu, beliau juga memberikan kami para peserta workshop ini dengan beberapa trik dan tips merangkai naskah sandiwara khususnya sandiwara radio. Seorang pembuat naskah sandiwara radio diharapkan mempunyai kerangka berpikir dan mengarang cerita dengan baik dan benar karena sandiwara radio berbeda dengan pertunjukan sandiwara. Pendengar sandiwara radio sangat perlu digiring imajinasinya supaya mendapatkan gambaran yang diharapkan oleh si penulis, meskipun sebetulnya bisa saja seorang pembuat naskah membuat imajinasi pendengarnya buyar karena memberikan dialog yang banyak plot twistnya atau dialog yang mengambang tanpa ada lanjutan dialog berikutnya.

Bu Maria Kadarsih memberikan sebuah cara untuk membantu kerangka berpikir seorang penulis naskah sandiwara radio menjadi teratur dan baik. Beliau menggunakan cara PUT (Pikirkan, Ucapkan, Tuliskan). Menurut saya ini efektif karena sandiwara radio merupakan naskah tutur. Akan sangat membantu seorang penulis apabila selain menuliskan, juga lantas mengucapka. Titik-titik inspirasi bisa semakin maksimal karena dituturkan setiap dialog yang akan dibacakan.

Seorang pembuat naskah bisa mendapatkan ide atau cerita sebuah naskah tidak hanya dari keseharian namun juga bisa dari saduran karya sastra lain. Bisa menggunakan ide cerita dari novel, cerpen, cerkak, dll. Namun, kewajiban untuk menulis sumber dimohon sangat ditekankan karena ini salah satu hal yang sering diabaikan. Terlebih apabila mengikuti sebuah kompetisi, supaya tidak menjadikan polemik di kemudian hari, pemberian sumber saduran penting diberikan. Penggunaan kata dalam setiap dialog juga wajib menjadi sorotan. Prinsip utama sebuah sandiwara radio adalah edukasi dan hiburan, maka penting untuk memilah dan memilih kata yang sesuai. Sangat tidak diperkenankan menggunakan kata-kata kotor dan tidak layak dengar meskipun pada akhirnya nanti sandiwara radio akan disiarkan pada jam-jam malam. Pendengar radio tidak mau tersegmentasi meskipun pembuatan sandiwara radio mempunyai segmen tersendiri.

Prof Minto membeberkan sebuah sebutan untuk pembuat naskah sandiwara radio dengan si pembuat imajinasi. Betapa seorang pembuat naskah harus mampu membuat imajinasi pendengarnya membayangkan seperti yang diingankan si pembuat naskah. Hal tersebut tidak mudah apabila seorang pembuat sandiwara radio tidak memiliki cukup pengalaman dan jam terbang. Oleh sebab itu, melakukan repitisi atau pengulangan dalam belajar sangat dibutuhkan di sini.

Agaknya workshop kemarin cukup memberikan gambaran untuk otak saya yang sederhana ini dalam membuat sebuah naskah, kelak. Belajar kembali sungguh sangat mengasyikan. Matur nuwun, Disbud Bantul! Salam Budaya!

*Psst! Matur nuwun untuk tasnya juga. Tuhan Maha Baik. Memberi saya tas dan ilmu lewat njenengan semua.

Categories
Uncategorized

Naik Angkutan Umum? Siapa Takut!

Mosok anak sopir kog mabukan numpak bus? Haha!

Categories
Uncategorized

Sinau

Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina, katanya. Iya, hingga ke negeri Cina, tapi kan sekarang ada teknologi yang nggak harus banget sampai sono tapi tetep bisa belajar apa yang dipelajari di Cina. So, here I am. Sinau piano pop. Haha.

Categories
Uncategorized

Penyintas

Fiuh! Haha! Saya ngrasakne lagi isolasi mandiri. Kali ini ditemani dengan simbok dan simbah. Hooh, sak omah kemarin tu yang isolasi mandiri.

Categories
Uncategorized

+1

Selamat datang di pertambahan usia dengan kondisi pandemi di tahun ke dua. Haha.

Categories
Uncategorized

Tentang Pencapaian

Beberapa waktu lalu, lini masa di Twitter heboh dengan kalimat “Ya kali gak punya rumah di umur 40an”. Tapi, cen Twitter i isine rame teroos. Ribut teroos. Ya, gitu, padahal ya duni amaya ki rung karuan ketemu langsung karo uwonge. Rung karuan reti langsung kondisine, tapi wes lekas menghakimi dan menilai bahkan berani ambil kesimpulan dari data yang nggak lengkap. Gur krungu seko salah satu pihak, misale.

Categories
Uncategorized

Satu-satu

Manusia itu, diwajibkan untuk berusaha. Perkara hasil, dalam beberapa hal, ya serahkan sama Tuhan saja. Saya mengimani itu dan mengamini itu. Segala sesuatu, terlebih hal baik, dengungkan dalam doa dan diusahakan terlebih dulu saja.

Categories
Uncategorized

Kebutuhan Untuk Didengarkan

Semakin ke sini, saya ini semakin ngerti bahwa jebulane menungso ki butuhe gur dirungokne. Opo meneh menawa pas ndue masalah. Karena, sadar atau tidak, si punya masalah sebenernya sudah punya solusi akan masalahnya. Si punya masalah ini sebenernya hanya mau berbagi cerita, bukan meminta solusi. Jadi, memberikan waktu dan salah satu telinga untuk mendengarkan itu bisa jadi hal yang bijak dilakukan.

Categories
Uncategorized

Kekerabatan dan lain-lain

Dek nu kae lak wes tak ceritakno babagan awaku nggawa gelas isi kopi tekan ne simbah padahal le gawa seko ngomah. Saiki, bakal tak jajal ceritakne, njlentrehne lebih tepate ngopo kog pada akhirnya saya berdamai dan mau mengantar simbok untuk melayat di hari yang sudah gelap dan hujan pula.